Thursday, November 22, 2012

Hijrah dan Relevansinya dengan Hari Ini

Allah Ta'ala berfirman


 الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَـهَدُواْ فِى سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ


 أَعْظَمُ دَرَجَةً عِندَ اللَّهِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ

يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُم بِرَحْمَةٍ مِّنْهُ وَرِضْوَنٍ وَجَنَّـتٍ لَّهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُّقِيمٌ

خَـلِدِينَ فِيهَآ أَبَداً إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ 


At Tawbah 9: 20 Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. 21. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padaNya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal, 22. mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.


Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah adalah salah satu tonggak sejarah paling penting dalam sejarah Islam dan sejarah umat manusia.

Secara lahiriah Hijrah yang terjadi 1432 yang lalu adalah perjalanan yang berjarak 340 km antara Makkah dan Madinah. Tapi keutamaan peristiwa ini bukan karena jaraknya, tetapi karena begitu banyak pelajaran dan keutamaannya. Hijrah tidak hanya menandai awal suatu era di mana Islam maju dan berjaya, tapi Islam maju dan berjaya karena umat Muslim terdahulu mengambil pelajaran dan keutamaan-keutamaan dari peristiwa besar ini.

Rasulullah SAW dan kaum Muslim di Makkah diuji oleh Allah melalui kafir Quraysh yang dengan segala cara berusaha menghentikan penyebaran agama Islam. Penyiksaan, penghinaan, boikot dan bahkan pembunuhan yang dilakukan musuh-musuh Allah itu tidak menghentikan Rasulullah dan para sahabat ra. dalam berdakwah. Di puncak keputus-asaan mereka, pemuka Quraysh mengadakan pertemuan di An Najwa yang bertujuan untuk menghentikan dakwah Rasulullah SAW.

Ada yang mengusulkan mempenjara Rasulullah, ada yang ingin mengasingkan Rasulullah dan ada yang ingin membunuh Rasullullah. Tapi semua sepakat cara-cara itu tidak akan efektif , sampai Abu Jahal laknatullah mengusulkan agar setiap kaum mengirim satu pemuda terbaiknya untuk bersama-sama membunuh Rasulullah sehingga keluarga Rasulullah tidak bisa menuntut balas.

Tapi Allah berkehendak lain:


وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُواْ لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ


 وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَـكِرِينَ 


Al Anfal 8: 30.
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) merencanakan tipu upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka merencanakan tipu daya dan Allah mempunyai rencana. Dan Allah sebaik-baik perencana.

Rasulullah berhasil mengecoh para pemimpin Quraysh dan pemuda-pemuda yang mengepung rumah Beliau.. Rasulullah meninggalkan Makkah ditemani oleh sahabat beliau Abu Bakr ra. yang diriwayatkan menguraikan airmata saking bahagianya ketika diberitahu bahwa Allah dan RasulNya memilihnya untuk menemani Rasulullah dalam perjalanan yang menantang maut ini.

Kafir Quraysh yang menyadari bahwa Rasulullah dan Abu Bakr sudah lolos segera mengirim pemburu-pemburu untuk menangkap dan membunuh Rasulullah dan Abu Bakr. Diriwayatkan salah satu dari kelompok pemburu itu sampai di gua Tsur tempat Rasulullah dan Abu Bakr bersembunyi. Mereka sudah sedemikan dekatnya, sampai-sampai Abu Bakr yang begitu mengkuatirkan keselamatan Rasulullah berbisik, “Bagaimana kalau mereka melihat kita?” Rasulullah menjawab,


يَا أَبَا بَكْرٍ، مَا ظَنُكَ بِاثْنَينِ اللهُ ثَالِثُهُمَا


"Wahai Abu Bakar. Bagaimana menurutmu tentang dua orang dan Allah menjadi yang ketiga dari mereka”


Diriwayatkan bahwa Allah mengirim laba-laba untuk membuat sarang didepan gua itu sehingga para pemburu itu mengira tidak ada orang bersembunyi di gua itu.


Pelajaran dan keutamaan Hijrah

1. Ihsan dan Tawakkal

Nabi Muhammad SAW membuat persiapan yang matang sekali untuk perjalanan ini. Beberapa hari sebelum berangkat, Rasulullah menemui Abu Bakr secara sembunyi-sembunyi pada siang yang terik sekali ketika kebanyakan penduduk Mekah istirahat siang dalam rumah mereka. Nabi memberitahu Abu Bakr tentang perintah Hijrah dan membuat rencana perjalanan.

Rasulullah menyewa Abdullah bin Ariiqat, seorang non-Muslim sebagai penunjuk jalan; Abdullah bin Abu Bakr memata-matai gerakan kaum Quraysh; dan Asma binti Abu Bakr membawa makanan ke gua Tsur. Demikian juga ketika meninggalkan Mekah, Rasulullah dan Abu Bakr mengambil jalan memutar untuk mengelabui kaum kafir Quraysh.

Walaupun Allah sudah memberi jaminan keselamatan dan kemenangan, Rasulullah tetap berusaha sebaik mungkin dalam perencanaan dan pelaksanaan Hijrah, inilah Ihsan. Setelah usaha maksimal, Rasulullah menyerahkan semua urusan kepada Allah.

Seorang pemburu ulung Quraysh, Suraqah bin Malik, sangat tergiur dengan hadiah 100 ekor unta yang dijanjikan bagi siapa saja yang berhasil menangkap Rasulullah dan Abu Bakr hidup atau mati dan berhasil mencium jejak Rasulullah dan Abu Bakr. Dengan tombak siap ditangannya, dia siap membunuh Rasulullah dan Abu Bakr. Tapi entah kenapa kudanya tersungkur dan dia jatuh dari kuda, hal yang tidak pernah dialaminya sebelum itu. Kejadian ini berulang sampai empat kali sampai Suraqah mengambil kesimpulan bahwa Allah melindungi Muhammad SAW dan Abu Bakr ra. dan dia akhirnya malah minta perlindungan dari Rasulullah.


2. Pengorbanan Abu Bakr, Ali, kaum Muhajirun dan kaum Anshar

Hijrah ini bukan hanya ujian pengorbanan bagi Rasulullah yang harus meninggalkan tanah Makah dan sanak family Beliau, tapi juga ujian pengorbanan bagi para sahabat ra. Bagi Abu Bakr; menemani Rasulullah dalam perjalan ini berarti menerima tantangan maut tidak hanya untuk diri Beliau tapi juga untuk anak-anaknya. Bagi ‘Ali; tidur di tempat tidur Rasulullah adalah mengambil resiko tidak hanya kemarahan pemuka Quraysh yang murka karena terkecoh, bisa-bisa Beliau dibunuh sebagai pelampiasan kemarahan mereka.

Abu Bakr, ‘Ali dan para Sahabat yang berhijrah harus meninggalkan harta benda, keluarga dan tanah kelahiran mereka. Begitu pula kaum Anshar di Madinah, mereka rela mengorbankan harta, keluarga dan kesenangan hidup mereka untuk menolong dan berbagi dengan kaum Muhajirin.


3. Hijrah menjadi wajib ketika tidak mungkin lagi beribadah dan berdakwah, tapi tetap harus berusaha

Kita melihat perintah Hijrah keluar ketika Rasulullah dan para sahabat di Mekah menghadapi keadaan yang tidak memungkin mereka untuk beribadah dan berdakwah karena tekanan kaum Quraysh dan kaum Muslimin karena jumlahnya yang sangat sedikit tidak kuasa melawan tekanan itu.

Ini menjadi dalil dari hukum Hijrah bagi kaum Muslimin yang hidup sebagai minoritas. Tapi pilihan ini hanya setelah ada usaha melawan tekanan dan permusuhan yang tidak memungkinkan kita beribadah dan berdakwah.


4. Hijrah berarti transformasi kearah yang lebih baik

Ø Transformasi dari posisi lemah tertindas ke posisi dimana umat Islam di perbolehkan mempertahankan diri dengan berjihad.

Ø Transformasi dari dakwahyang dilakukan secara perorangan ke dakwah yang dilakukan melalui lembaga institusi Negara atau khilafah.

Ø Transformasi Islam sebagai ibadah ritual menjadi agama yang komprehensif, way of life, yang mengatur tidak hanya masalah ibadah mahdah, tapi juga kehidupan ekonomi, politik, sosial, dll;

Ø Transformasi dari sekelompok Muslim menjadi umat Muslim yang terorganisasi dalam satu tatanan Negara dengan kepemimpinan Rasulullah sebagai kepala pemerintahan.

Ini menjadi sangat relevan dengan keadaan umat Islam dewasa ini seperti di Palestina, Suriah, Afghanistan, Somalia, Sudan dan seterusnya. Kita merasakan penderitaan saudara-saudara kita disana dan berusaha membantu sebisa kita, tapi suara dan bantuan kita tidak efektif dan cenderung dianggap angin lalu oleh musuh-musuh Islam. Islam saat ini bukan merupakan suatu kekuatan, karena kita terpecah.

Umat yang satu, yang bergabung dalam satu kekuatan politik, ekonomi dan spiritual seperti yang dicontoh oleh Rasulullah melalui Hijrah, harus menjadi cita-cita yang setiap kita jadikan arah dalam pemikiran dan usaha. Tidak hanya sekedar wacana dan omong kosong, tapi usaha nyata dari setiap kita. Setiap individu Muslim harus memikirkan dan melakukan sesuatu untuk mengembalikan khilafiyah, karena hanya dengan itu umat Islam bisa memperoleh kedamaian dan ber-Islam secara kaffah.

5. Menolong Agama Allah

Allah mengingatkan kita akan peristiwa Hijrah untuk mengkritik mereka yang menolak menolong agama Allah.


إِلاَّ تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُواْ … 

At Tawbah 9: 40.
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah)

Kalau kita membantu sebenarnya adalah untuk kebaikan diri kita sendiri, sebagaimana firman Allah:



مَّنْ عَمِلَ صَـلِحاً فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّـمٍ لِّلْعَبِيدِ 


Fussilat 41: 46.
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya

Kalau kita tidak melakukan apa-apa, yang akan rugi adalah diri kita sendiri; kita kehilangan kesempatan untuk beramal membantu agama Allah.

Tanpa bantuan kitapun apa yang sudah ditakdirkan Allah akan terjadi. Salah satu janji Allah adalah bahwa Allah akan mengembalikan kejayaan kepada kita umat nabi Muhammad SAW:

 وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنْكُمْ وَعَمِلُواْ الصَّـلِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ

 فِى الاٌّرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ  

An Nuur 24: 55. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal-amal yang saleh di antara kamu bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa...)

Kita percaya bahwa janji Allah adalah haq. Yang menjadi masalah adalah apakah kia memiliki sumbangan kontribusi terhadap apa yang sudah dijanjikan Allah tersebut.

Barakallahu li walakum bil aayaati wadzikril hakiim. Wataqabala minnii waminkum tilawatahu, innahu huwassamii ‘ul ‘aliim. Wakurrabigfir warham, wa anta khairurraa himiin.

No comments: